Kamis, 08 November 2007

pratesis

DAMPAK LOKASI SEKOLAH TERHADAP PENGEMBANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR







PRATESIS

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan
Program Studi Magister Pembangunan
Wilayah dan Kota








Oleh

Asrizal
L4 D006073




PROGRAM PASCA SARJANA
MAGISTER PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2007
DAMPAK LOKASI SEKOLAH TERHADAP PENGEMBANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR


PRATESIS

Diajukan Kepada Program Studi Magister Teknik Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Kota Program Pascasarjana Universitas Diponegoro




Oleh :
Asrizal
L4 D006073


Diajukan pada sidang Pratesis
Tanggal …….2007



Disetujui oleh :



Pembimbing II ( dua ) Pembimbing I (Satu )

……………………. ……………………….
Pembimbing Utama





………………….




KATA PENGANTAR









































DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan,Manfaat & Sasaran
1.3.1 Tujuan Studi
1.3.2 Manfaat Studi
1.3.3 Sasaran Studi
1.4 Ruang Lingkup Studi
1.4.1 Ruang Lingkup Substansial
1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah
1.5 Kerangka Pemikiran
1.6 Metode dan pendekatan penelitian
1.6.1 Konsep pendekatan Penelitian
1.6.2 Meode Analisis
1.6.3 Penentuan Sampel
1.7 Sistimatika Pembahasan

BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Perkembangan Kota
2.1.1 Pengertian Perkembanagan Kota
2.1.2 Elemen Elemen Perkembangan kota.
2.1.3 Titik titik Pertumbuhan
2.2 Sekolah Menengah Kejuruan
2.2.1 Pengertian
` 2.2.2 Syarat pendirian
2.2.3 Aktivitas / Jenis jenis kegitan Sekolah menengah Kejuruan
2.3 Dunia Industri.
2.31 Pengertian Industri
2.3.2 Jenis Jenis Industri Yang ada di Kec Cakungi
2.4 Keterkaitan antara S M K dengan Dunia Industri
2.5 Sintesa kajian teori dan rumusan Variabel Operasional


BAB III KAJIAN WILAYAH UMUM STUDI
3.1 Wilayah Studi
3.1.1 Gambaran Umum Jakarta Timur
3.1.2 Letak Wilayah Cakung
3.2 Kebijakan Makro Katamadya Jakarta Timur
3.2.1 Visi & Misi Jakarta Timur
3.2.2 Fungsi Dan Peran Jakarta Timur
3.2.3 Konsep Pengembangan tata ruang Kotamadya Jakarta Timur
3.3 Kondisi Fisik dan Kependudukan Jakarta Timur
3.3.1 Kondisi Wilayah
3.3.2 Kondisi Pengunaan Lahan Jakarta Timur
3.3.3 Kondisi Kependudukan Jakarta Timur
3.4 Sekolah Menengah Kejuruan Di jakarta Timur
3.4.1 Perkembanagan Sekolah Menengah Kejuruan Di jakarta Timur
3.4.2 Sebaran Sekolah Menengah Kejuruan di Jakarta Timur.
3.5 Karakteristik Sekolah Menengah Kejuruan
3.5.1 Karakteristik Sekolah Menengah Kejuruan Di Cakung
3.5.2 Sekolah Menengah Kejuruan Dinamika Pembangunan
3.5.3 Sekolah Menengah Kejuruan Ristek Kikin
3.5.4 Sekolah Menengah Kejuruan Ri8stek Jata
3.5.5 Sekolah Menengah Kejuruan Mercusuar
3.5.6 Sekolah Menengah Kejuruan Ristek Jaya


BAB IV PENDEKATAN DAN METODE PELAKSANAAN PENELITIAN
4.1 Pendekatan Penelitian
4.2 Metode Pelaksanaan Penelitian
4.2.1 Jenis Kebutuhan Data
4.2.2 Teknik Pengumpulan Data
4.2.3 Teknik Pengolahan Dan Penjajian Data
4.2.4 Teknik Sampling
4.2.5 Kerangka Analisis
4.2.6 Metode Analisis
4.2.6.1 Analisis Pergerakan
4.2.6.2 Analisis Ekonomi
4.2.6.3 Analoisis Kependudukan
4.2.6.4 Analisis Sosial
4.2.6.5 Analisis Fisik Kawasan
4.2.6.6 Analisis Kebijakan
BAB V RENCANA PENULISAN TESIS
5.1 Harapan dalam pelaksanaan Tesis
5.2 Tahapan dalam pelaksanaan Studi
5.3 Sistimatika Penulisan Studi
5.4 Rencana Kerangka penulisan Tesis
5.5 Jadwal Pelaksanaan Tesis







































BAB I
PENDAHULUAN




1.1 Latar Belakang.

Pembangunan adalah mengadakan atau membuat atau mengatur sesuatu yang belum ada . Pengembangan adalah memajukan atau memperbaiki atau meningkatkan sesuatu yang sudah ada . ( Johara T Jaya dinata 1999 ) . Sedangkan Pertumbuhan dan perkembangan kota pada hakekatnya ditentukan oleh pertumbuhan penduduk kota dan perubahaan serta perkembangan usahanya. Kedua hal tersebutlah yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan lahan sebagai ruang tempat manusia hidup dan menyelengarakan berbagai kegiatan usahanya ( Sujarto dalam Iwan Rudiarto : 2000 )
Sementara itu Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara mempunya 5 Kotamadya berusaha menata kotanya menjadi kota metropolitan dimana akibatnya terjadinya pertumbuhan / pertambahan penduduk secara besar besaran, dan akibatnya aktivitas pendudukpun bermacam macam, baik itu berupa perdagangan , social , industri dan sebagainya.
Hal ini akan membawa dampak yang begitu besar terhadap perkembangan suatu wilayah / kota dimana nantinya pertumbuhan penduduk serta perkembanagan kegiatan usaha memberi kontribusi yang sangat besar terhadap pengunaan lahan.
Sehingga pengunaan lahan diwilayah perkotaan terutama di pusat perkotaan menjadi factor yang sangat langka dan mahal hal ini disebabkan karena di pusat kota aktivitas semakin kompleks ditambah dengan daya tampung perkotaan semakin menurun akibat terjadinya urbanisasi penduduk dari desa ke kota ( sentrifugal )
Untuk menjawab perkembangan tersebut , Pemerintah Jakarta Timur bahagain dari daerah khusus Ibukota Jakarta haruslah menetapkan kebijakan tata ruang yang lebih selektif sehingga nantinya bisa diharapakan menjadi sebuah pedoman dalam pembanguan kota yang berkelanjutan , sehingga bisa menjawab perkembangan untuk masa yang akan datang.
Secara umum Pelaksanaan pembangunan Daerah Khusus Ibukota Jakarta mengacu pada kebijakan pembangunan pada rencana tata ruang wilayah ( RTRW ) yang ditetapkan melalaui peraturan pemerintah Daerah Nomor 6 tahun 1999 yang merupakan kebijakasanaan pembangunan jangka panjang.
Dalam rencana tata ruang wilayah ( RTRW ) 2010 ( perda No 6/99 ) bahwa luas kawasan hijau Jakarta sampai tahun 2010 ditetapkan sebesar 13,94 % atau sekitar 9.544,81 hektare atau 95.448.100 meter persegi hal ini berarti bahwa kawasan atau wilayah yang tersedia untuk pembanguanan infrastruktur hanya tertinggal 86,06 %.
Salah satu wilayah yang berada di daerah Khusus Ibukota Jakarta adalah Jakarta Timur telah menetapkan fungsi kotanya sebagai berikut :
. Sebagai Pusat Pemerintahaan yang bersih dan berwibawa
. Sebagai Wilayah Perdagangan dan jasa skala kota dan regional dengan didukung oleh sistem koleksi dan distribusi yang kuat.
. Wilayah Industri Skala Nasional yang didukung oleh SDM yang handal
. Sebagai daerah pendidikan yang berskala nasional.
Bertitik tolak dari kebijakan yang ditetapakan oleh Jakarta timur , salah satu potensi yang menarik untuk dikembangkan sebagai program pembangunan adalah penciptaan kotamadya Jakarta Timur sebagai kota pendidikan dan kebudayaan. Misi ini bisa tercapai apabila pembangunan Sekolah menengah khususnya kejuruan bisa sejalan dengan misi misi yang lain yang telah ditetapkan oleh Kotamadya Jakarta Timur , sehingga perencanaan dan pengembangan wilayah berjalan secara paralel.
Untuk menjawab hal tersebut diatas salah satu usaha yang harus dilakukan agar Kotamadya Jakarta Timur bisa menjadi salah satu wikayah pendidikan dan kebudayaan adalah dengan mendirikan lembaga lembaga pendidikan yang berorentasi dengan dunia Industri. Sebab Kotamadya Jakarta Timur sebelumnya dikenal sebagai wilayah atau kawasan Industri. Sementara itu keberadaan Sekolah Menengah khususnya kejuruan di wilayah Jakarta Timur telah mencapai sekitar 190 bh lembaga Perndidikan yang terdiri dari :177 Sekolah Menengah Kejuruan Swasta & 13 Lembaga pendidikan Negeri tersebar di 10 kecamatan.dengan berbagai Kosentrasi atau Jurusan. Untuk lebih jelasnya dibawah ini penulis gamabarkan distribusinya :

NO
Nama kecamatam
Negeri
Swasta
Keterangan
1
Kec Matraman
2
12

2
Kec P Gadung
2
16

3
Kec Jatinegara
2
11

4
Kec Duren Sawit
1
25

5
Kec Kramat jati
1
18

6
Kec Makasar
-
14

7
Kec Pasar Rebo
1
19

8
Kec Ciracas
1
14

9
Kec Cipayung
3
17

10
Kec Cakung
-
31


Sumber : Sudin Pendidikan Menengah Tinggi Kotamadya Jak Tim
Bertitik tolak dari uraian dan data yang dapat penulis himpun, maka kalau kita lihat secara sederhana pendistribusian Lembaga pendidikan ini tidak merata dan diperparah lagi dengan tidak sebandingnya anatara lembaga pendidikan negri dengan swasta. Apabila hal ini bisa kita rencanakan dengan baik bukan tidak mungkin akan bisa menjadi salah satu potensi yang akan menjadi sumber pendapatan daerah yang cukup besar sehingga akan menajdi pendorong potensi daerah.dalam tumbuhnya perekonomian.
Salah satu arah kebijakan pendidikan di wilayah Jakarta Timur dalam tahun 2005 telah ditetapkan adalah dengan memberikan kesempatan seluas luasnya kepada masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang memadai melalui penyedian layanan pendidikan khususnya dalam merealisaikam wajib belajar 9 tahun
Maka dari itu apabila kita menginginkan kebijakan ini bisa tercapai secara maksimal , diperlukan sekali kebijakan dalam perencanaan dan pembangunan kota yang terencana.Menurut Ir Budi D Sinulingga Msi bahwa dalam merancang tata ruang kota yang baik haruslah mencakupi :
a. Adanya Pusat Pelayanan
b. Adanya Lokasi Industri
c. Adanya Lingkungan Pemukiman
d. Adanya Jaringan Jalan.
Dengan adanya persyaratan tersebut dalam perencanaan kota akan membawa pengaruh dalam pengunaan lahan dalam suatu kawasan sebagaimana dikemukakan oleh W. Paul Farmer Dan Julie A Gibb bahwa penentu pengunaan lahan adalah interaksi antara manusia , aktivitas dan lokasi ( Catanese: 1986 ).
Namun fenomena yang terjadi di Kotamadya Jakarta Timur adalah
tidak terjadinya penyebaran yang merata khususnya untuk Sekolah Menengah Kejuruan Swasta , dimana kecendrungan mereka mendirikan tidak sesuai dengan daerah yang telah ditetapkan , hal ini disebabkan karena karena para pelaku atau penyelengara dari pendidikan ini orentasi mereka lebih telah bergeser dari social ke profit oriented. Bahkan tak jarang mereka hadir pada kawasan kawasan di luar ketentuan.
Dampak dari tumbuhnya sekolah menengah kejuruan swasta ini belum diantisipasi dengan baik oleh Pemerintah kotamadya , sehingga sering timbul permasalahaan dikemudian hari seperti tumbuhnya pedagang kaki lima dan munculnya terminal bayangan bagi mobil angkutan kecil yang melajani route tersebut pada jam keluar sekolah yang mengakibatkan kemacetan.
Dari kasus tersebut diatas hal ini bisa terjadi karena ketidak konsistennya Pemerintah Jakarta Timur dalam menetapkan lokasi Pendidikan khususnya sekolah menengah kejuruan serta kurangnya antisipasinya.. Apabila hal terus diabaikan atau dibiarkan , akan bisa mempengaruhi perkembangan wilayah sekitarnya sehingga akan tumbuh tidak sesuai dengan renacana tata ruang yang telah ditetapkan atau dengan perkataan lain rencana tata ruang akan berubah dan bergeser dari rencana yang sebenarnya. Demikian pula terhadap pemenuhan kebutuahan fasilitas umum atau sarana dan prasarana yang harus disediakan akan terjadi pergeseran yang berakibat tidak sesuainya fasilitas yang disediakan dengan kebutuhan lapangan.

1.2 Perumusan Masalah
Dari uraian tersebut diatas tumbuhnya Sekolah menengah kejuruan swasta yang begitu pesat di Kotamadya Jakarta Timur ini merupakan fenomena akibat dari ketidak jelasan konsep dan program penataan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kotamadya Jakarta Timur, hal ini diperparah dengan lagi dari arahan tentang tata ruang kota sebagai pedoman pembangunan tidak memberikan arahan yang jelas bagi pertumbuhan khususnya Sekolah Menengah Kejuruan sehingga mereka tumbuh di berbagai lokasi.
Bertitik tolak dari uraian tersebut diatas, permasalahan yang patut kita angkat dalam penelitian ini adalah : Sejauh mana dampak Sekolah Menengah Kejuruan swasta terhadap perkembangan lingkungan sekitarnya Di Kotamadya Jakarta Timur khususnya Kecamatan Cakung .
Karena dengan memahami dampak dampak yang timbul akibat keberadaan sekolah ini diharapkan akan dapat menjadi salah satu solusi untuk dapat mernjelesaikan suatu masalah. Agar kesalahan tedahulu tidak terulang lagi dan hal ini dan diharapkan akan dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi kita bersama.

1.3 Tujuan, Manfaat & Sasaran
1.3.1 Tujuan :
Tujuan studi ini adalah untuk menganalisis Pengaruh keberadaan Sekolah Menengah Kejuruan terhadap kawasan sekitarnya , sehingga dapat diketahui jenis intesitas , distribusi serta arah perkembangan kawasan yang terjadi akibat adanya sekolah menengah kejuruan tersebut.

1.3.2 Manfaat
Manfaat studi ini adalah sebagai bahan masukan bagi arah pengembangan Kotamadya Jakarta Timur dalam menyusun rencana tata ruang kota untuk masa yang akan datang terutama dalam penentuan lokasi Sekolah Menengah Kejuruan di Kotamadya Jakarta Timur klhususnya Kecamatan Cakung sehingga dampak dari keberadaannya dapat diantisipasi dengan baik

1.3.3 Sasaran :
Untuk tercapainya tujuan dari studi yang akan penulis laksanakan ini, maka ada beberapa sasaran yang ingin dicapai yakni untuk :
a. Melihat atau mengidentifikasi karakteristik Sekolah Menengah Kejuruan , termasuk dalam pemahaman aktivitasnya , lokasi serta kebijakan serta kurikulum yang diterapkan.
b. Mengidentifikasi kondisi dari masing masing kawasan disekitar Sekolah Menengah Kejuruan.
c. Mengananlisa dampak yang timbul akibat adanya aktivitas sekolah pada perkembangan kawasan termasuk didalamnya dampak terhadap dunia industri di sekitarnya.
d. Menyusun dan membuat kesimpulan serta tindak lanjut sebagai upaya penanganan masalah masalah dari hasil temuan penelitian kepada Pemerintah Kotamdya Jakarta Timur.

1.4 Ruang Lingkup Studi
1.4.1 Ruang Lingkup Subtansial.
Dalam ruang lingkup substansial Pengaruh lokasi dari Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan Di Kotamadya Jakarta Timur ini dapat kita tinjau dari berbagai aspek dan disiplin ilmu. Namun untuk membatasi dan mengarahkan penelitian ini , maka penulis mencoba membatasi pembahasannya atau menitik beratkan penelitian ini pada tinjauan aktivitas Sekolah Menengah Kejuruan yang memberi pengaruh terhadap perubahan fisik atau ruang kawasan yang ada disekitarnya termasuk dunia Industri.
Hal ini perlu dilakukan agar ruang lingkup dari materi penelitian ini tidak terjadi pelebaran dalam melakukan pembahasan , sehingga diharapkan tidak terjadi kekaburan dalam melakukan penelitian.
Untuk memahami aktivitas Sekolah Menengah Kejuruan ini , hal pertama yang penulis lakukan adalah mengidentifikasi karakteristik Sekolah Menengah Kejuruan, dimana karakteristiknya dibatasi pada hal hal yang diperkirakan mempengaruhi Sekolah Menengah Kejuruan atau aktivitas kawasan sekitarnya.. Tinjauan ini meliputi latar belakang munculnya sekolah Menengah Kejuruan di kawasan tersebut, serta jenis jurusan serta kurikulum yang diterapkan serta karakteristik aktivitas siswa.
Sedangkan dalam aktivitas siswa ini akan penulis batasi dalam hal yang berkaitan dengan aktivitas , motivasi serta kemampuan siswa yang berhubungan dengan kawasan sekitarnya.Tinjauan karakteristik ini meliputi alasan siswa dalam memilih Sekolah Mengah Kejuruan ini , alas an jarak serta transportasi yang digunakan siswa serta tingkat kemampuan ekonomi siswa.
Langkah selanjutnya penulis mengidentifikasi karakteristik kawasan dimana tempat sekolah tersebut berdiri yang berkaitan dengan aktivitas kawasan meliputi : kondisi Fisik Kawasan , transportasi , pengunaan lahan , kependudukan serta social ekonomi kawasan tersebut. Tinjauan kondisi fisik ini penulis hanya mebatasi terutama melihat letak/lokasi serta topografi kawasan penelitian. Sedangkan dalam transporatsi ini penulis membatasi sebatas jaringan serta moda angkutan yang melewati kawasan tersebut. Sedangkan dalam pengunaan lahan penulis hanya menyoroti sebatas pengunaan lahan akibat dari keberadaan Sekolah Kejuruan tersebut. Sedangkan dalam tinajauan kependudukan penulis melihat jumlah pertumbuhan penduduk di kawasan tempat sekolah tersebut berdiri. Untuk social ekonomi penulis hanya menyoroti sebatas keteserapan lulusan sekolah Menengah Kejuruan tersebut didalam dunia Industri yang berada pada lokasi penelitian.khususnya dalam usaha mengangkat status social dan ekonomi mereka khususnya bagi lulusan sekolah menengah kejuruan yang berada di sekitar social ekonomi masyarakat yang berada disekitar lokasi Sekolah Menengah kejuruan itu berdiri.
Dengan berpedoman pada langkah tersebut diatas penulis akan mencoba menganalisis aktivitas pergerakan , ekonomi,kependudukan, social ekonomi serta analisis fisik . Dalam analisis pergerakan ini dibatasi pada analisis pola pergerakan, moda angkutan serta intensitas pergerakan.Sedangkan aktivitas social ekonomi penulis hanaya menyoroti akibat keberadaan Sekolah Menengah kejuruan ini , dan begitu juga social , dimana penulis melihat hubungan social antara siswa dengan penduduk sekitarnya. Serta dengan dunia Industri
Untuk Analisis fisik kawasan penulis akan melihat perkembangan pengunaan lahan baik itu berupa jaringan maupun nalisis terhadap kepadatan bangunan.Dalam analisis perkembangan pengunaan lahan penulis hanya membatasi pada pola perubahan lahan tersebut akibat keberadaan sekolah Menengah Kejuruan ini.

1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah.
Secara umum penelitian ini berada di kecamatan Cakung di Kotamadya Jakarta Timur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Dipilihnya Kecamatan ini sebagai objek penelitian /studi , karena wilayah ini telah ditetapkan sebagai kawasan Industri sehingga terjadinya perubahan peruntukan lahan.
Sementara itu yang tidak kalah pesatnya adalah pertumbuhan Sekolah Menengah Kejuruan Kejuruan swasta di kasawasan tersebut, sedangkan pertumbuhan sekolah menengah Kejuruan Negri sama sekali tidak ada .
Untuk mengetahui pengaruh keberadaan sekolah Kejuruan terhadap perkembangan dan pembangunan wilayah serta mampu mempresentasikan atau mewakili sebagai sample adalah dengan mempertimbangkan hal sebagai berikut :
a. Peruntukan kawasan dimana sekolah tersebut berdiri.
b. Lamanya berdiri Sekolah Menengah Kejuruan tersebut.
c. Jmulah siswa yang cukup besar.
Untuk lebih jelasnya spasial Kecamatan Cakung Kotamadya Jakarta Timur ( lihat gambar 1.1 )
( gambar 1.1 )










1.5 Kerangka Pemikiran
Pertumbuhan /Perkembangan
Kotamadya Jakarta Timur
Perkembangan Sekolah Menengah Kejuruan
Di Kotamadya Jakarta Timur


Karakteristik Karakteristik
Sekolah Menengah Kejuruan kawasan Sekitar


>Lokasi sekolah menengah Kejuruan >Topografi/Fisik
( Kondisi Fisik,Pemilihan dan Ren > Kependudukan
Pengembangan ) >Nilai Ekonomi & Sosial
>Siswa >Aksesibilitas/Transpor
( aktivitas,kemampuan ekonomi, >Sarana/prasarana
Pergerakan ) >Pengelola
>Pengelolaan SMK >Penmanfaatan ruang
(Jenis,Jurusan,Aktivitas, kurikulum )



Analisa Perkemabangan kawasan

- Fisik
- Pergerakan
- Kontribusi SMK terhadap Dudi

Pola Perkembangan Kawasan

-Jenis Perkembangan
- Intensitas Perkembangan
- Distribusi Lokasi Perkembangan
- Arah Perkembangan

Pengaruh Sekolah Menengah Kejuruan
Terhadap Perkembangan Wilayah/Kota.
1.6 Metode dan pendekatan penelitian
Metode adalah suatu cara tertentu untuk memahami atau menyelasakan suatu obyek berdasarkan latar belakang teori tertentu Yudiono KS 1984 )Metode penelitian sangat berpengaruh terhadap baik buruknya sebuah penelitian . Pemakaian metode penelitian yang tepat akan sangat membantu hasil suatu penelitian.

1.6.1 Konsep Dalam Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh suatu aktivitas terhadap perkembangan kawasan sekitarnya penulis mengunakan metode deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu suatu metode yang ditujukan untuk memecahkan masalah yang ada pada masa yang akan dating ( Surakhmad dalam Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1981 ) Atau penelitian deskriptif ini dapat diartikan sebagai usaha untuk mengdiskripsikan berbagai fakta dan mengemukakan gejala yang ada untuk kemudian dilakukan suatu analisis berdasarkan berbagai penilian yang telah diidentifikasi sebelumnya ( Labouitz & Hegedom,1990 )
Konsep pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini pada dasarnya dapat diuraikan dalam beberapa tahap yakni :
1. Memahami karakteristik dari Sekolah menengah Kejuruan terutama aktivitasnya
2 Mengidentifikasi karakteristik dari masing massing kawasan sekitar sekolah menengah kejuruan perbedaan peruntukan akan memberikan karakter kawasan yang berbeda beda.
3 Langkah selanjutnya melakukan analisis bagaimana pengaruh keberadaan sekolah menengah kejuruan terhadap pertumbuhan kawasan sekitarnya baik fisik , pergerakan , ekonomi/sosial

1.6.2 Metode Analisis
Dalam melakukan analisis ini data yang digunakan adalah :
1. Analisa kualitatif yaitu sifatnya tidak dapat diukur dengan angka.
2. Analisa kuantitatif adalah analisa yang dapat diukur dengan angka

1.6.3 Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini responden yang dijadikan objek penelitian untuk mencari data primer adalah Siswa , Pengelola , instasi pemerintah , pelaku usaha serta masyarakat.sekitar Sekolah Menengah Kejuruan. Sedangkan data skunder dari instasi pemerintah dani institusi yang terkait. Sedangkan teknik pengambilan sample digunakan metode purposif Random yaitu siswa yang dipilih yang bertempat tingal disekitar sekolah tersebut Jumlah sample berkisar 30 orang untuk tiap tiap kawasan sesuai dengan batas minimum sedangkan masyarakat diambil secara acak Sedangkan untuk pelaku dipilih yang berlokasi penelitian secara acak

1.7 Sistimatika Penulisan.
Sistimatika penulisan pratesis yang berjudul Dampak lokasi sekolah terhadap pengembangan sekolah menengah kejuruan di kotamadya Jakarta Timur adalah sebagai berkut :

BAB.I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang perlunya diadakan penelitian tentang Dampak Lokasi sekolah terhadap pengembangan sekolah menengah kejuruan di kotamadya Jakarta Timur. rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup, kerangka pemikiran metode dan pendekatan penelitian serta sistimatika

BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini berisikan tinjauan pustaka dan landasan teori yang berisi teori teori yang mendukung sehubungan dengan materi tersebut.

BAB III KAJIAN UMUM WILAYAH STUDI
Bab ini mengambarkan kondisi Jakarta Timur secara umum dan wilayah penelitian secara khusus.
BAB IV PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai pendekatan penelitian yang digunakan, kerangka analisis dan metode teknik analisis pelaksanaan penelitian yang digunakan untuk untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

BAB V KERANGKA PENULISAN TESIS
Bab ini berisikan alur urutan perencanaan laporan tesis serta jadwal kerja

bab 1 pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN




1.1 Latar Belakang.

Pembangunan adalah mengadakan atau membuat atau mengatur sesuatu yang belum ada . Pengembangan adalah memajukan atau memperbaiki atau meningkatkan sesuatu yang sudah ada . ( Johara T Jaya dinata 1999 ) . Sedangkan Pertumbuhan dan perkembangan kota pada hakekatnya ditentukan oleh pertumbuhan penduduk kota dan perubahaan serta perkembangan usahanya. Kedua hal tersebutlah yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan lahan sebagai ruang tempat manusia hidup dan menyelengarakan berbagai kegiatan usahanya ( Sujarto dalam Iwan Rudiarto : 2000 )
Sementara itu Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara mempunya 5 Kotamadya berusaha menata kotanya menjadi kota metropolitan dimana akibatnya terjadinya pertumbuhan / pertambahan penduduk secara besar besaran, dan akibatnya aktivitas pendudukpun bermacam macam, baik itu berupa perdagangan , social , industri dan sebagainya.
Hal ini akan membawa dampak yang begitu besar terhadap perkembangan suatu wilayah / kota dimana nantinya pertumbuhan penduduk serta perkembanagan kegiatan usaha memberi kontribusi yang sangat besar terhadap pengunaan lahan.
Sehingga pengunaan lahan diwilayah perkotaan terutama di pusat perkotaan menjadi factor yang sangat langka dan mahal hal ini disebabkan karena di pusat kota aktivitas semakin kompleks ditambah dengan daya tampung perkotaan semakin menurun akibat terjadinya urbanisasi penduduk dari desa ke kota ( sentrifugal )
Untuk menjawab perkembangan tersebut , Pemerintah Jakarta Timur bahagain dari daerah khusus Ibukota Jakarta haruslah menetapkan kebijakan tata ruang yang lebih selektif sehingga nantinya bisa diharapakan menjadi sebuah pedoman dalam pembanguan kota yang berkelanjutan , sehingga bisa menjawab perkembangan untuk masa yang akan datang.
Secara umum Pelaksanaan pembangunan Daerah Khusus Ibukota Jakarta mengacu pada kebijakan pembangunan pada rencana tata ruang wilayah ( RTRW ) yang ditetapkan melalaui peraturan pemerintah Daerah Nomor 6 tahun 1999 yang merupakan kebijakasanaan pembangunan jangka panjang.
Dalam rencana tata ruang wilayah ( RTRW ) 2010 ( perda No 6/99 ) bahwa luas kawasan hijau Jakarta sampai tahun 2010 ditetapkan sebesar 13,94 % atau sekitar 9.544,81 hektare atau 95.448.100 meter persegi hal ini berarti bahwa kawasan atau wilayah yang tersedia untuk pembanguanan infrastruktur hanya tertinggal 86,06 %.
Salah satu wilayah yang berada di daerah Khusus Ibukota Jakarta adalah Jakarta Timur telah menetapkan fungsi kotanya sebagai berikut :
. Sebagai Pusat Pemerintahaan yang bersih dan berwibawa
. Sebagai Wilayah Perdagangan dan jasa skala kota dan regional dengan didukung oleh sistem koleksi dan distribusi yang kuat.
. Wilayah Industri Skala Nasional yang didukung oleh SDM yang handal
. Sebagai daerah pendidikan yang berskala nasional.
Bertitik tolak dari kebijakan yang ditetapakan oleh Jakarta timur , salah satu potensi yang menarik untuk dikembangkan sebagai program pembangunan adalah penciptaan kotamadya Jakarta Timur sebagai kota pendidikan dan kebudayaan. Misi ini bisa tercapai apabila pembangunan Sekolah menengah khususnya kejuruan bisa sejalan dengan misi misi yang lain yang telah ditetapkan oleh Kotamadya Jakarta Timur , sehingga perencanaan dan pengembangan wilayah berjalan secara paralel.
Untuk menjawab hal tersebut diatas salah satu usaha yang harus dilakukan agar Kotamadya Jakarta Timur bisa menjadi salah satu wikayah pendidikan dan kebudayaan adalah dengan mendirikan lembaga lembaga pendidikan yang berorentasi dengan dunia Industri. Sebab Kotamadya Jakarta Timur sebelumnya dikenal sebagai wilayah atau kawasan Industri. Sementara itu keberadaan Sekolah Menengah khususnya kejuruan di wilayah Jakarta Timur telah mencapai sekitar 190 bh lembaga Perndidikan yang terdiri dari :177 Sekolah Menengah Kejuruan Swasta & 13 Lembaga pendidikan Negeri tersebar di 10 kecamatan.dengan berbagai Kosentrasi atau Jurusan. Untuk lebih jelasnya dibawah ini penulis gamabarkan distribusinya :